Ini Kata Warga Soal Wacana Tangerang Tengah

CISAUK-Wacana pemekaran wilayah Tangerang Tengah terus bergulir dan mendapat respon dari masyarakat. Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Cisauk, H. Endang Iskandar menyebut wacana pemekaran wilayah Tangerang Tengah merupakan hal yang wajar.

Endang mengungkapkan, dengan segala potensi yang dimilikinya, Tangerang Tengah layak untuk dimekarkan menjadi daerah otonomi baru (DOB). Ia menyebut wilayah Kecamatan Kelapa Dua, Pagedangan, Cisauk, Legok dan Curug sebagai wilayah yang nantinya layak untuk dijadikan bagian dari Tangerang Tengah.

“Potensi pendapatan asli daerah (PAD) saya kira tidak main-main. Kecamatan Kelapa Dua, Pagedangan dan Cisauk kini berkembang menjadi pusat bisnis dan jasa. Dari skala lokal hingga internasional ada di wilayah ini,” kata pria kelahiran Cisauk ini.

Selain itu kata Endang, ke lima wilayah tersebut sudah ditopang dengan kesiapan infrastruktur yang memadai. Dengan kata lain kata Endang, wacana pemekaran Tangerang Tengah paling rasional dengan segala kesiapan infrastruktur dan potensi PAD.

Dikatakan Endang, tipologi Tangerang Tengah dengan Kota Tangerang Selatan tidak jauh berbeda. Yakni sebagai pusat jasa dan bisnis. Bahkan kata Endang, potensi yang dimiliki Tangerang Tengah lebih besar.

“Saya kira potensi yang ada di lima kecamatan tersebut sangat lengkap. Dari mulai kawasan bisnis, industri dan pendidikan,” bebernya. Untuk mengawal wacana tersebut, Endang mengaku akan melakukan konsolidasi dengan sejumlah elemen masyarakat. (naz)



Respon (2)

  1. Tangerang Tengah, sebaiknya kabupaten Tangerang Selatan. karena wilayah tersebut bagian wil hukum kepolisian Resort Tangerang Selatan

  2. Jangan bawa nama Tangerang, harusnya jadi Kota Curug aja, karena secara historis udah ada nama Curug di peta Belanda tahun 1909 sebagai wilayah asisten kewedanaan yg saat itu kekuasaannya meliputi Legok hingga Cisauk.

    Lagian sekarang kenapa sih banyak DOB pake nama wilayah induknya? Ntar saya mau bikin deh Tangerang Tenggara. Kasian kan wilayah lain, apalagi di luar Jawa yg luas wilayahnya luas2, akan semakin sepi karena urbanisasi ke daerah yg suka pemekaran.

    Harusnya tiap pemekaran itu jangan cuma berpikir sumber PAD besar. Tapi kita harus lihat juga dari sisi kultur dan sejarah. Dan yang terpenting SDM yang jujur dan mengelola, jangan ujuk2 cuma jadi santapan elite lokal tak bertanggungjawab. Demikian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *