Setelah beberapa tahun terakhir dihantam inflasi dan naiknya harga kebutuhan pokok, tantangan kita bukan cuma bertahan tapi juga menyesuaikan gaya hidup.
Sayangnya, banyak dari kita tidak sadar kalau pengeluaran kecil, langganan yang jarang dipakai, atau jajan impulsif justru jadi “silent killer” keuangan. Audit pengeluaran jadi cara paling sederhana buat balik kendali atas uangmu.
Melakukan audit pengeluaran pribadi adalah langkah penting untuk menjaga keuangan tetap sehat. Ini bukan sekadar mencatat transaksi, tapi tentang memahami alur keuanganmu, apa yang kamu belanjakan, seberapa sering, dan apakah pengeluaran itu sepadan.
Dengan begitu, kamu bisa menemukan pola, menekan pengeluaran yang tak perlu, dan mengalihkan uangmu ke tujuan yang lebih produktif.
Kumpulkan semua jejak transaksimu
Mulailah dengan mengumpulkan semua catatan pengeluaran: mutasi rekening bank, tagihan kartu kredit, riwayat e-wallet hingga struk belanja tunai. Idealnya, datamu mencakup minimal satu bulan, tapi kalau bisa 3–6 bulan, akan memberi gambaran yang lebih akurat.
Kelompokkan pengeluaran
Susun setiap transaksi ke dalam kategori utama seperti:
a. Kebutuhan pokok: makanan, transportasi, sewa, listrik
b. Gaya hidup: hiburan, ngopi, shopping, traveling
c. Utang dan cicilan: KPR, kendaraan, pinjaman
d. Tabungan dan investasi
e. Lain-lain: donasi, hadiah, tak terduga
Gunakan spreadsheet atau aplikasi pencatat keuangan agar lebih mudah. Yang penting: jujur dalam mengkategorikan. Belanja impulsif bukan kebutuhan.
Total dan bandingkan
Hitung total pengeluaran tiap kategori, lalu bandingkan dengan pendapatan bulananmu. Ini akan menunjukkan apakah kamu sedang defisit atau surplus.
Analisis pola dan temukan kebocoran
Audit ini akan membuka matamu pada pengeluaran kecil yang ternyata berdampak besar. Misalnya:
a. Langganan streaming yang tak pernah ditonton
b. Kopi harian yang totalnya lebih mahal dari langganan gym
c. Belanja online iseng yang ternyata menghabiskan jutaan
d. Cari tahu mana yang bisa dikurangi, atau bahkan dihentikan.
Buat rencana keuangan baru
Dari hasil audit, susun ulang anggaran yang lebih realistis dan sesuai tujuan. Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
a. Pangkas pos gaya hidup yang terlalu boros
b. Cari alternatif layanan yang lebih murah
c. Otomatiskan tabungan begitu gajian
Apa yang Bisa Dilakukan Setelah Audit?
Setelah melakukan audit dan menemukan dana sisa dari pengeluaran yang berhasil ditekan, langkah berikutnya adalah memastikan uang itu tidak kembali menguap untuk hal-hal yang tidak direncanakan.
Nah, daripada dibiarkan diam di rekening dan perlahan tergerus inflasi, kamu bisa alihkan ke instrumen yang aman dan tetap menghasilkan, seperti deposito.
Deposito sangat cocok untuk dana yang belum akan dipakai dalam waktu 1–12 bulan. Fungsinya mirip tabungan berjangka, tapi dengan imbal hasil yang lebih kompetitif. Selain itu, risikonya rendah dan bisa memberi pertumbuhan yang stabil, cukup aman untuk sisa dana hasil penghematanmu.
Lalu, bagaimana cara menghitung bunga yang bisa kamu dapat? Mari kita bahas rumus sederhananya.
Cara Menghitung Bunga Deposito
Bunga deposito bisa dihitung melalui rumus manual. Terdapat dua rumus hitung berbeda, yaitu untuk dana di bawah Rp7,5 juta dan di atas Rp7,5 juta. Hal ini karena dana di atas Rp7,5 juta akan dikenakan pajak sebesar 20%. Lebih jelasnya, simak rumus menghitung bunga deposito manual di bawah Rp7,5 juta ini:
Jumlah setoran x bunga per tahun x tenor : 365 (hari)
Sedangkan untuk deposito di atas Rp7,5 juta, rumusnya sebagai berikut:
Jumlah setoran x bunga per tahun x 80% x tenor : 365 (hari)
Catatan:
Angka 80% pada perhitungan deposito di atas Rp7,5 juta merupakan persentase keuntungan dikurangi biaya pajak sebesar 20%
Tenor dihitung berdasarkan jumlah hari yang dipilih
1 bulan = 30 hari
6 bulan = 182 hari
12 bulan = 362 hari
Sebagai ilustrasi, saat kamu membuka deposito WOW di neobank dari Bank Neo Commerce dengan bunga 6,75% per tahun. Dana yang kamu setor sebesar Rp10 juta dengan tenor 3 bulan.
Bank Neo Commerce melalui aplikasi neobank menawarkan produk deposito unggulan yang dikenal dengan nama Deposito WOW. Produk deposito ini dirancang untuk memberikan keuntungan maksimal bagi nasabah dengan berbagai kelebihannya, seperti bunga kompetitif, banyak pilihan jangka waktu, kemudahan pembukaan dan perpanjangan, hingga promo menarik.
Jika kamu membuka deposito WOW tenor 3 bulan di neobank, maka perhitungannya sebagai berikut:
Jumlah setoran x bunga pertahun x tenor : 365 (hari)
Rp10.000.000 x 6,75% x (89/365) = Rp164.589
Pajak bunga 20% x Rp164.589 = Rp32.917
Total bunga yang didapatkan adalah Rp131.672
Audit pengeluaran bukan sekadar tugas rutin, tapi kunci untuk memahami kebiasaan finansialmu dan mengarahkan uang ke tempat yang lebih berguna.
Dengan mengelola sisa uang hasil penghematan secara bijak lewat deposito, kamu tidak hanya menutup kebocoran, tapi juga membangun pondasi finansial yang lebih kuat.
Download aplikasi neobank di PlayStore dan App Store dan buka Deposito WOW. Dapatkan keuntungan dengan membuka deposito di aplikasi neobank!
Kunjungi link Deposito WOW untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan terbaru mengenai Deposito WOW,
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Press Release ini juga tayang di VRITIMES