Selama lima tahun terakhir, tren wirausaha di Indonesia terus meningkat pesat. Lonjakannya bahkan semakin terasa sejak pandemi COVID-19. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, lalu beralih membuka usaha kecil-kecilan, mulai dari menjual makanan rumahan, membuat produk kerajinan, hingga menyediakan layanan berbasis digital.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa jumlah pelaku UMKM naik signifikan, dan sektor ini kini menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB nasional.
Menariknya, fenomena ini tidak hanya melibatkan mereka yang sepenuhnya beralih profesi menjadi wirausaha. Banyak karyawan kantoran juga memanfaatkan waktu luang untuk menjalankan bisnis sampingan. Bahkan, sebagian dari mereka memperoleh pendapatan yang justru melebihi gaji utama. Artinya, minat untuk berwirausaha semakin meluas ke berbagai kalangan.
Namun, satu kendala klasik tetap membayangi yaitu modal. Banyak ide bisnis yang brilian akhirnya terhenti hanya karena keterbatasan dana. Padahal, saat ini ada berbagai cara untuk mendapatkan modal usaha, baik dari sumber pribadi maupun lembaga keuangan formal.
Pilihan Sumber Modal Usaha
1. Dana pribadi
Menggunakan tabungan atau hasil penjualan aset pribadi masih menjadi cara paling sederhana. Keuntungannya, semua laba usaha sepenuhnya menjadi milik Anda. Namun, risikonya juga harus ditanggung sendiri. Strategi ini cocok untuk bisnis skala kecil, misalnya membuka kedai kopi sederhana atau bisnis online berbasis rumah.
Sari, seorang ibu rumah tangga di Depok, memulai bisnis katering sehat hanya dengan modal Rp3 juta dari tabungan arisan. Berkat pemasaran di media sosial, pesanan terus meningkat, dan dalam setahun, omzetnya tembus Rp25 juta per bulan.
2. Dukungan keluarga atau temanBentuknya bisa berupa patungan modal atau pinjaman tanpa bunga. Sumber ini sering menjadi penyelamat, terutama di fase awal bisnis. Namun, penting untuk membuat kesepakatan tertulis agar hubungan personal tetap terjaga.
Misalnya, dua sahabat di Surabaya memulai usaha minuman kekinian dengan modal patungan Rp15 juta. Berkat tren boba pada 2023, usaha mereka berkembang dan kini memiliki tiga cabang.
3. Investor
Investor menyediakan modal sekaligus sering memberi arahan bisnis. Namun, keuntungan harus dibagi sesuai kesepakatan. Investor biasanya tertarik pada bisnis dengan potensi pertumbuhan besar.
Belakangan, banyak investor lokal mencari bisnis berbasis community engagement, misalnya brand fesyen yang fokus pada keberlanjutan atau kuliner dengan nilai tradisional. Model ini dianggap memiliki loyalitas konsumen yang kuat.
4. Modal ventura
Cocok untuk usaha rintisan (startup) yang punya prospek ekspansi cepat. Nilai investasinya relatif besar, tetapi proses seleksinya ketat. Modal ventura adalah sumber pendanaan dari perusahaan atau institusi yang secara khusus menyalurkan dana ke bisnis dengan potensi pertumbuhan tinggi. Biasanya, mereka menyasar usaha rintisan (startup) atau bisnis inovatif yang memiliki prospek ekspansi cepat, baik di pasar domestik maupun internasional.
Nilai investasi yang diberikan bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung pada skala dan potensi bisnis. Namun, proses seleksinya ketat investor modal ventura akan melihat dengan cermat model bisnis, proyeksi keuntungan, struktur tim, hingga strategi keluar (exit strategy) yang jelas.
5. Bank atau lembaga keuangan
Bank bisa menjadi sumber modal usaha karena memiliki berbagai produk pinjaman yang dirancang khusus untuk membantu pelaku usaha memulai, mengembangkan, atau mempertahankan bisnis mereka. Melalui fasilitas seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit modal kerja, atau kredit investasi, bank memberikan akses kredit usaha kecil hingga besar sesuai kebutuhan.
Pinjaman dari bank memiliki reputasi keamanan yang tinggi karena diawasi oleh otoritas keuangan resmi. Hal ini memberi rasa aman bagi pelaku usaha bahwa transaksi dan perjanjian dilakukan secara legal serta transparan.
Produk pinjaman usaha dari bank dan fintech kini jauh lebih fleksibel. Salah satu contohnya adalah Neo Pinjam, yang dirancang untuk pelaku usaha mikro hingga menengah. Pinjaman bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan: menambah stok barang, membayar gaji karyawan, atau ekspansi lokasi.
Kenapa Neo Pinjam Bisa Jadi Pilihan Tepat?
1. Proses Cepat: Pengajuan dilakukan secara online dan pencairan cepat.
2. Fleksibel: Cocok untuk modal kerja jangka pendek maupun pengembangan usaha jangka panjang.
3. Bunga kompetitif: Memberi ruang bagi pelaku usaha untuk tetap menjaga arus kas.
4. Aman & terpercaya: Dikelola oleh lembaga keuangan resmi yang berizin dan diawasi OJK
Modal bukan lagi alasan untuk menunda memulai usaha. Dengan pilihan sumber dana yang semakin beragam mulai dari dana pribadi, dukungan keluarga, investor, hingga pinjaman perbankan seperti Neo Pinjam, peluang untuk mengembangkan bisnis menjadi jauh lebih besar. Kuncinya adalah memilih sumber modal yang sesuai dengan kebutuhan, kapasitas bayar, dan rencana jangka panjang usaha.
Jika butuh pinjaman modal usaha untuk dapat tambahan modal usaha, kamu bisa memanfaatkan Neo Pinjam dengan tenor hingga 12 bulan di neobank dari Bank Neo Commerce. Dengan limit sampai dengan Rp15 juta, mengajukan pinjaman dengan mudah dan pencairannya pun cepat.
Meski prosesnya mudah dan pinjaman dana cepat cair, pengajuan tetap melalui evaluasi kelayakan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah risiko kredit bermasalah.
Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan ajukan pinjaman di Neo Pinjam sekarang. Kunjungi link Neo Pinjam untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Pinjam.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Press Release ini juga tayang di VRITIMES