Intel Siap Genjot Pasar PC Berbasis AI, Targetkan 290 Juta Unit Tahun Depan

Industri teknologi global tengah memasuki babak baru di mana kecerdasan buatan (AI) menjadi mesin utama pertumbuhan bisnis. Perkembangan ini tidak hanya mengubah cara perusahaan berinovasi, tetapi juga membuka peluang investasi bagi individu di berbagai sektor digital. Di tengah tren tersebut, Nanovest, aplikasi investasi modern yang menawarkan akses ke Saham Amerika Serikat, Aset Kripto, dan Emas Digital, hadir sebagai platform terpercaya bagi para investor di Indonesia yang ingin mengambil bagian dalam era baru ekonomi digital ini.

Melalui Nanovest, pengguna dapat dengan mudah memulai perjalanan investasinya di dunia aset digital. Bagi mereka yang tertarik dengan Aset Kripto, Nanovest menjadi pilihan menarik untuk mengeksplorasi berbagai koin kripto potensial dengan keamanan tinggi. Aplikasi ini juga memberikan perlindungan aset melalui Asuransi Sinarmas, yang melindungi pengguna dari risiko cybercrime—menjadikannya salah satu aplikasi investasi paling aman di Indonesia.

Lebih dari itu, Nanovest telah terdaftar dan berlisensi resmi sebagai Pedagang Aset Keuangan Digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memberikan jaminan kepercayaan tambahan bagi investor pemula maupun profesional. Aplikasi ini bisa diunduh langsung melalui Play Store dan App Store, memudahkan siapa pun untuk memulai investasi secara praktis dan aman.

Intel Catat Kinerja Cemerlang di Q3 2025

Dalam lanskap industri teknologi yang terus bergerak cepat, Intel Corporation berhasil mencatatkan hasil yang solid pada kuartal ketiga tahun 2025, melampaui ekspektasi analis. Raksasa semikonduktor asal Amerika Serikat ini melaporkan pendapatan sebesar US$13,7 miliar dengan earnings per share (EPS) non-GAAP mencapai US$0,23.

CEO Intel, Lip-Bu Tan, menyebut pencapaian ini sebagai “kuartal keempat berturut-turut dengan peningkatan eksekusi”, didorong oleh pertumbuhan di pasar inti, keberhasilan restrukturisasi organisasi, serta dukungan kuat dari kebijakan pemerintah AS.

Lebih dari sekadar perbaikan finansial, laporan ini menjadi sinyal penting bahwa Intel mulai menemukan kembali momentumnya di tengah ketatnya persaingan dengan pesaing besar seperti NVIDIA, AMD, dan TSMC.

Pendanaan Strategis dan Restrukturisasi Besar-Besaran

Intel tidak hanya fokus pada peningkatan kinerja internal, tetapi juga memperkuat posisi finansialnya melalui berbagai langkah strategis. Perusahaan memperoleh pendanaan besar dari pemerintah AS, NVIDIA, dan SoftBank, yang diiringi dengan monetisasi sebagian aset dari Altera dan Mobileye. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat likuiditas dan menjaga fleksibilitas keuangan jangka panjang.

Intel juga menegaskan komitmennya terhadap visi pemerintahan Trump dalam memulihkan produksi semikonduktor domestik—upaya strategis untuk mengurangi ketergantungan Amerika Serikat terhadap manufaktur chip di Asia.

Di bawah kepemimpinan Tan, Intel membentuk Central Engineering Group, unit baru yang bertugas mempercepat efisiensi teknis dan memperkuat integrasi antar tim desain chip. Unit ini juga akan berperan penting dalam mempercepat peluncuran chip generasi berikutnya, Panther Lake, yang dijadwalkan rilis pada akhir tahun 2025.

AI Jadi Mesin Pertumbuhan Baru

Fokus terbesar Intel tahun ini tidak lain adalah AI (Artificial Intelligence). Perusahaan berambisi menjadikan AI sebagai “mesin baru” dalam mendorong permintaan pasar PC global.

Melalui kemitraan strategis dengan NVIDIA, Intel tengah mengembangkan arsitektur komputasi generasi baru yang menggabungkan kekuatan prosesor x86 dengan kemampuan pemrosesan AI secara native. Teknologi ini diharapkan dapat mempercepat adopsi AI PC—kategori komputer pribadi yang dilengkapi chip dengan kemampuan menjalankan model AI secara lokal tanpa bergantung pada cloud.

Intel memperkirakan bahwa pasar PC akan mengalami kebangkitan berkat adopsi masif AI ini, dengan Total Addressable Market (TAM) yang ditargetkan mencapai 290 juta unit pada tahun 2026. “AI bukan lagi fitur tambahan, tetapi menjadi kebutuhan dasar dalam setiap perangkat komputasi masa depan,” ujar Tan dalam konferensi pers perusahaan.

Prospek dan Tantangan

Kinerja Intel yang mengesankan memang mendapat sambutan positif dari para analis pasar. Namun, sebagian pihak tetap berhati-hati terhadap beberapa risiko yang masih membayangi.

Analis menyoroti tiga hal utama:

Kendala pasokan bahan baku semikonduktor yang masih belum sepenuhnya pulih.

Margin rendah pada divisi foundry (pabrik chip) yang masih membutuhkan waktu untuk efisiensi biaya.

Kebutuhan peningkatan kinerja teknis pada node 10nm dan 7nm yang dianggap tertinggal dari pesaing utama seperti TSMC.

Meski begitu, CFO David Zinsner memastikan bahwa posisi kas Intel saat ini sangat kuat, mencapai US$30,9 miliar. Perusahaan juga menargetkan pendapatan kuartal keempat di kisaran US$12,8–US$13,8 miliar, dengan margin kotor sekitar 36,5%.

Zinsner menambahkan bahwa strategi ke depan akan menekankan disiplin eksekusi dan efisiensi operasional, sambil terus memperluas kolaborasi lintas industri. “Kami tidak lagi sekadar pembuat chip. Kami adalah penyedia solusi AI lengkap yang akan menggerakkan masa depan komputasi,” ujarnya.

Transformasi Pasar PC dan Momentum AI

Era baru “AI PC” yang dipelopori Intel diperkirakan akan merevolusi cara orang bekerja dan berinteraksi dengan komputer. Chip generasi baru memungkinkan perangkat menjalankan model AI seperti speech recognition, image enhancement, dan personal assistant secara langsung di laptop atau desktop—tanpa koneksi internet.

Transformasi ini berpotensi menciptakan siklus pertumbuhan baru di industri PC global yang selama beberapa tahun terakhir stagnan. Dengan proyeksi 290 juta unit PC yang akan terjual pada 2026, Intel memposisikan diri sebagai pemain utama dalam kebangkitan pasar tersebut.

Para analis memperkirakan bahwa kombinasi chip efisien, integrasi AI, dan dukungan ekosistem software akan menjadi faktor penentu kesuksesan Intel dalam memimpin pasar baru ini.

Kesimpulan: Era Baru Teknologi dan Investasi

Kinerja Intel di Q3 2025 menegaskan bahwa perusahaan ini tengah memasuki era transformasi besar yang ditopang oleh AI sebagai mesin pertumbuhan utama. Fokus pada kemitraan strategis, efisiensi produksi, dan penguatan likuiditas membuat Intel semakin siap menyambut lonjakan permintaan di pasar PC global.

Di sisi lain, bagi para investor yang ingin ikut mengambil bagian dalam momentum pertumbuhan teknologi global—mulai dari AI, semikonduktor, hingga aset digital—platform seperti Nanovest menawarkan pintu masuk yang mudah dan aman. Dengan kombinasi fitur investasi lintas aset, lisensi resmi OJK, serta proteksi asuransi Sinarmas, Nanovest menghadirkan cara baru untuk berinvestasi di era digital yang serba cepat.

Ketika Intel dan para raksasa teknologi lainnya berlomba memimpin masa depan AI, para investor kini memiliki peluang lebih besar untuk ikut tumbuh bersama inovasi. Dunia sedang berubah—dan baik melalui teknologi maupun investasi, masa depan kini benar-benar digerakkan oleh kecerdasan buatan.

Press Release ini juga tayang di VRITIMES

Exit mobile version