Politeknik Enjiniring Kementan Berperan Aktif: Dari Vokasi untuk Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern

JAKARTA – Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) turut berpartisipasi dalam Apel Nasional Penyuluh Pertanian yang digelar oleh Kementerian Pertanian RI pada Kamis, 20 November 2025. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid dan diikuti melalui Zoom Meeting ini menjadi momentum penting bagi seluruh insan pertanian untuk memperkuat sinergi dalam percepatan swasembada pangan nasional.

Apel nasional dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan melibatkan seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), pegawai BPPSDMP, BRMP, serta seluruh UPT lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) di Indonesia, termasuk PEPI sebagai institusi pendidikan vokasi yang menyiapkan SDM enjiniring pertanian.

Dalam arahannya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi besar kepada seluruh penyuluh dan insan pertanian yang telah bekerja keras mendampingi petani hingga Indonesia mampu kembali mencapai swasembada pangan, bahkan membantu negara lain melalui pengiriman beras ke Palestina. Beliau menegaskan bahwa sektor pertanian telah menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan I.

Pada kesempatan tersebut, Mentan juga menyoroti pentingnya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian sebagai kunci keberlanjutan pembangunan sektor pertanian nasional. Menurut beliau, pertanian modern tidak hanya ditopang oleh teknologi dan sarana produksi, tetapi juga oleh kualitas SDM yang kompeten, adaptif, dan berintegritas. Oleh karena itu, Mentan menegaskan bahwa penyuluh, petani milenial, dan mahasiswa vokasi pertanian harus terus diperkuat kapasitasnya agar mampu menjadi garda terdepan dalam transformasi pertanian Indonesia.

Senada dengan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya penguatan SDM pertanian sebagai fondasi utama keberhasilan sektor pertanian Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa penyuluh, petani milenial, dan mahasiswa vokasi pertanian merupakan pilar penting yang harus terus dibina, diberdayakan, dan difasilitasi secara berkelanjutan.

Santi menegaskan bahwa transformasi pertanian menuju sistem yang maju, mandiri, dan modern hanya dapat dicapai apabila seluruh unsur termasuk penyuluh, UPT pelatihan, pendidikan vokasi, serta pemerintah daerah membangun sinergi dan bergerak dalam satu visi.

Dalam hal ini, kehadiran PEPI sebagai lembaga pendidikan vokasi enjiniring pertanian menjadi bagian strategis dalam menyiapkan SDM unggul yang mampu menjawab kebutuhan teknologi dan mekanisasi di lapangan.

Direktur PEPI, Harmanto menekankan bahwa PEPI sebagai institusi pendidikan vokasi turut memberikan apresiasi atas berbagai program strategis Kementerian Pertanian yang terus memperkuat ekosistem pertanian nasional. Melalui kegiatan ini, PEPI semakin menegaskan komitmennya dalam menyiapkan sumber daya manusia yang profesional di bidang enjiniring pertanian, serta mendukung penyuluh dan petani melalui inovasi teknologi tepat guna dan penguatan kapasitas.

Pihak PEPI juga mencatat sejumlah isu lapangan yang disampaikan oleh penyuluh dari berbagai daerah, seperti kondisi alsintan, kebutuhan energi dan bahan bakar, serta pentingnya percepatan distribusi bantuan. Aspirasi tersebut menjadi perhatian penting bagi PEPI untuk semakin memaksimalkan peran pendidikan vokasi dalam menghasilkan solusi enjiniring yang relevan dengan kebutuhan di lapangan.

Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia menyampaikan bahwa PEPI siap berkolaborasi dengan penyuluh, BPPSDMP, dan seluruh UPT pertanian dalam mendukung program strategis Kementan. PEPI juga berkomitmen memperkuat riset, pengembangan teknologi, serta pendidikan vokasi yang mendukung modernisasi pertanian dan pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Dengan keikutsertaan pada Apel Nasional ini, PEPI menegaskan perannya sebagai lembaga vokasi pertanian yang selalu siap mendukung upaya percepatan swasembada pangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

<