Percepat Waktu Tanam, Kementan Dorong Penggunaan Rice Transplanter

ACEH JAYA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mengintensifkan berbagai upaya untuk mencapai target swasembada pangan nasional pada 2027 dengan melakukan kunjungan kerja ke Brigade Pangan (BP) Aceh Jaya sebagau upaya mengevaluasi progres operasional sekaligus pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pencapaian swasembada pangan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak termasuk sumber daya manusia (SDM) pertanian, khususnya petani.

“Kita harus bekerja keras dan berkolaborasi untuk mewujudkan swasembada pangan secepat mungkin, karena ini merupakan kunci ketahanan pangan nasional,” ujar Amran dalam berbagai kesempatan.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementan adalah membentuk Program Brigade Pangan, yang bertujuan mempercepat swasembada pangan melalui optimalisasi sumber daya lokal dan dukungan teknologi pertanian modern.

Mendukung upaya tersebut, Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Siti Munifah menyatakan bahwa pentingnya optimalisasi penggunaan alsintan guna mendukung efektivitas kegiatan onfarm. Diantaranya, rice transplanter yang sampai saat ini masih belum dimanfaatkan karena keterbatasan pemahaman petani dalam pengoperasiannya.

“Modernisasi sektor pertanian dengan menggalakkan penggunaan rice transplanter, alat tanam padi modern yang dinilai mampu mempercepat proses tanam dan meningkatkan efisiensi kerja petani”, tegas Siti Munifah.

Berkenaan dengan hal tersebut, diperlukan pendampingan dan pelatihan operator, rice transplanter mampu menyelesaikan penanaman di satu hektare sawah hanya dalam waktu lima jam.

“Prinsip efisiensi dan prioritas lokal harus dijaga agar bantuan pemerintah memberi dampak langsung kepada kelompok sasaran,” tegas Munifah.

Disisi lain, Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia Muharfiza sekaligus Penanggung Jawab (Pj) Brigade Pangan Provinsi Aceh menjelaskan bahwa pihaknya telah melaksanakan pelatihan teknis terkait pengoperasian dan perawatan alsintan, khususnya rice transplanter.

“Pelatihan telah dilaksanakan di Aceh Jaya dengan peserta dari sembilan BP dari Kabupaten Aceh Jaya bahkan beberapa petani telah melakukan modifikasi ringan pada alat yang ada untuk menyesuaikan kondisi lapangan, ini menunjukkan adanya inisiatif positif di tingkat akar rumput,” ujarnya Muharfiza.

Dalam pengawasan, Kabid Penyuluhan Pertanian Kabupaten Aceh Jaya, Riswandi mengapresiasi terhadap perhatian dan keterlibatan intensif dari pemerintah pusat maupun provinsi. “Kunjungan dari pemerintah pusat terus dilakukan secara rutin sebagai bentuk komitmen dalam mengawal implementasi program di daerah. Pj Brigade Pangan Provinsi Aceh sangat aktif memantau langsung ke lapangan.
Adapun, Manajer Brigade Pangan Aceh Jaya 2, Muhammad Nasir menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyusun strategi penjadwalan penggunaan alsintan agar operasional menjadi lebih efisien dan terkoordinasi.

“Kami fokus pada pemanfaatan alat secara maksimal sesuai kapasitas. Petani mulai merasakan dampaknya mulai dari pengolahan lahan sampai panen kini menjadi lebih cepat. Kami optimistis operasional BP dapat mencapai 100% dalam waktu dekat,” katanya.(*)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *