KELAPA DUA-Seluruh komponen bangsa termasuk Pers harus berperan dalam mempersempit ruang gerak terorisme.
Pers sebagai salah satu pilar demokrasi memiliki peran yang sangat strategis dalam memberikan edukasi kepada generasi muda dan masyarakat tentang bahaya terorisme. Hal ini terungkap dalam Karya Latih Wartawan (KLW) yang digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten, di ParagonBiz Hotel, Kelapa Dua, Sabtu (19/9/2015).
Tiga narasumber yakni, Atal S Depari, Agus Sandradirja dan H. Ahmad Imron didapuk untuk memberikan materi dengan tema “Media Cyber Sebagai Ujung Tombak Pencegahan Terorisme”.
Atal S Depari menyoroti agar Pers lebih berhati-hati lagi dalam menurunkan berita terorisme. “Media harus mengedepankan kepentingan publik ketimbang kepentingan kelompok,” katanya. Hal senada diungkapkan Agus Sandradirja, menurut dia, pemberitaan terorisme jangan sampai membuat resah publik. Media kata Agus punya peran untuk menciptakan kedamaian di tengah-tengah masyarakat.
Sementara Ahmad Imron menyoroti pemicu tumbuhnya terorisme akhir-akhir ini. Menurut Ketua GP Ansor Provinsi Banten ini, salah satu pemicunya adalah karena faktor ekonomi. “Dari data yang didapat dari BNPT, WNI yang bergabung dengan ISIS diiming-imingi dengan dana yang lumayan besar,” ungkapnya. Untuk itu kata Imron, upaya pencegahan terorisme harus berbanding lurus dengan upaya pemberdayaan ekonomi.
Selain itu kata dia, faktor lainnya yang menyuburkan paham radikalisme adalah semangat (ghiroh) generasi muda dalam mendalami Islam tapi bertemu dengan guru yang tidak baik.
Disinilah kata dia peran media menjadi penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat akan dampak dan bahaya terorisme.
Sementara itu Ketua Panitia KLW yang juga Ketua PWI Provinsi Banten Firdaus mengatakan, dalam melakaukan kerja jurnalistiknya, jangan sampai wartawan dimanfaatkan oleh embrio terorisme. (rif)