PAKUHAJI-Ada pemandangan yang berbeda di Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Minggu (1/11). Ratusan warga berbondong-bondong datang ke pantai untuk menyaksikan Nadran, pesta laut nelayan Cituis. Pesta laut Nadran ini dilaksanakan oleh paguyuban para nelayan Surya Bahari yang dilaksanakan setiap awal bulan Sura kalender Jawa.
Pesertanya berasal dari nelayan sambil membawa keluarganya. Menurut Kepala Desa Surya Bahari Muhri, pesta laut Nadran atau yang biasa disebut nelayan pesta larungan. Pesta larungan ini merupakan tradisi dari seni budaya leluhur untuk tolak bala.
“Pesta laut ini juga sebagai simbol ekonomi. Dan juga sebagai apresiasi kepada yang maha kuasa yang telah memberikan rezeki kepada nelayan atas hasil tangkapan di laut,” kata Muhri. Dalam pesta laut Nadran ini ada satu perahu yang disebut sebagai perahu penganten.
Dimana perahu tersebut berisikan sesajen yang akan dilepas di tengah laut. Perahu penganten tersebut berisikan kepala kerbau, ikan bakar, kelapa kuning, pisang, ayam bakar, ayam hidup warna putih, jagung, sayuran, kemenyan dan hasil bumi lainnya.
Nelayan yang mengantar perahu penganten akan memutar pulau Bokor kepulauan Seribu. Setelah antar perahu penganten di tengah laut para nelayan beserta keluarganya akan pesta sambil makan-makan bekal yang dibawanya bersama-sama di pinggir pantai pulau Bokor kepulauan seribu yang jaraknya dari cituis sekitar 15 menit.
Gubernur Banten, Rano Karno yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, tradisi pesta laut Nadran ini agar terus di jaga. Ini tradisi seni budaya yang harus terus di jaga dan dikembangkan. “Saya berharap semoga setelah pesta laut Nadran ini hasil tangkapan ikan nelayan meningkat dan memuaskan,” katanya.
Camat Pakuhaji Nurhalim menambahkan, pesta laut nelayan Cituis ini merupakan agenda rutin paguyuban nelayan Cituis. “Saya sangat mendukung acara pesta laut ini. Ini sudah menjadi tradisi budaya pesta nelayan Cituis,” kata Nuralim.
Ia mengatakan, banyak warga yang menonton pesta laut Nadran. Peristiwa ini kata dia sudah menjadi hiburan warga Pakuhaji saat bulan Sura kalender Jawa. Koordinator paguyuban nelayan Cituis, Bonda mengatakan, persiapan pesta laut Nadran ini persiapanya satu bulan mulai mempersiapkan perahu penganten dan sesajennya. Biaya pembuatan perahu penganten sekitar Rp. 5 juta.
“Uangnya dari iuran nelayan, setiap hari kami kumpulkan di tempat pelelangan ikan Cituis sekitar 1 persen dari pendapatan nelayan,” ujar Bonda. Pesta larungan nelayan Cituis ini dilaksanakan setiap tahun tepatnya awal bulan Sura kalender Jawa.
Menurut Bonda, para keluarga nelayan mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak turut serta mengantarkan perahu penganten di tengah laut. Usai mengantarkan perahu penganten semua keluarga nelayan akan berpesta di pinggir pantai pulau Bbokor kepulauan Seribu. “Pesta ini sebagai rasa syukur kami nelayan atas limpahan rezeki yang diberikan sang penguasa.
Karena itu kami melaksanakan pesta laut untuk tolak bala. Memberikan persembahan kepala kerbau dan hasil bumi lainnya, sehingga hasil tangkapan nelayan selalu melimpah,” ujarnya. Ia me nambahkan, pesta laut ini merupakan tradisi dari jaman dulu.
“Pesta larungan ini akan terus kami lestarikan. Karena ini sebagai rasa syukur atas rezeki yang nelayan dapat. Setiap tempat pasti berbeda-beda budayanya. Kalau di darat ada sedekah bumi atas hasil pertanianya begitu juga yang di atas gunung pasti ada tradisinya,” katanya. (bar).