Mengenal Sejarah Kabupaten Tangerang

TIGARAKSA-Pemerintahan Kabupaten Tangerang telah berdiri sejak Tahun 1943. Tepatnya pada tanggal 27 Desember 1943. “Tangerang” dulu dikenal dengan sebutan “Tanggeran” yang berasal dari bahasa Sunda yaitu Tengger dan Perang. Kata “Tengger” sendiri dalam bahasa Sunda memiliki arti “tanda” yaitu berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah kekuasaan Banten dan VOC sekitar pertengahan abad 17.

Sedangkan istilah “Perang” menunjukkan pengertian bahwa daerah Tangerang dalam perjalanan sejarahnya merupakan medan perang antara Kasultanan Banten dengan tentara VOC. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan benteng pertahanan Kasultanan Banten di sebelah barat Cisadane dan benteng pertahanan VOC di sebelah Timur Cisadane.

Oleh karena itulah, masyarakat Tangerang sampai dengan saat ini masih banyak yang menyebutkan daerah Tangerang dengan sebutan Benteng Tangerang. Demikian Sarasehan sejarah Kabupaten Tangerang, di ruang Bola Sundul Gedung Usaha Daerah Kabupaten Tangerang, Rabu, (18/11/2015).
Staf Ahli Bupati, Deden Sumantri mengatakan, daerah Tangerang selain memiliki julukan sebagai daerah Benteng, juga dikenal sebagai miniatur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini kata dia, dapat dilihat dari beragamnya suku budaya yang dimiliki oleh daerah Tangerang serta berbagai macam etnis suku budaya masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Tangerang.

Mulai dari etnis Sunda, Cina, Jawa, Betawi, hingga saat ini sudah hampir dari berbagai pelosok negeri ada di wilayah Tangerang. Namun seiring dengan berjalannya waktu, tingkat pengetahuan serta rasa kepedulian masyarakat Tangerang sendiri terhadap nilai-nilai sejarah Tangerang saat ini sudah mulai luntur.

“Lunturnya rasa kepedulian akan nilai-nilai budaya dan sejarah yang kita miliki, tentunya akan menjadi salah satu pemicu konflik-konflik sosial di antara kita, sehingga bukan mustahil akan mengakibatkan kesejangan sosial semakin meningkat,” kata Deden.

Untuk itu kata Deden, perlu ditumbuhkan kembali rasa kepedulian, keingintahuan, dan kecintaan kita terhadap budaya dan sejarah Kabupaten Tangerang. sehingga rasa persatuan, toleransi, dan solidaritas terhadap sesama masyarakat Tangerang.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tangerang, Syaefullah mengatakan, sarasehan ini akan dijadikan sebagai referensi untuk membuat buku, film dan museum tentang sejarah Kabupaten Tangerang. “Semoga sarasehan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada kita semua, khususnya tentang sejarah perkembangan Pemerintah Kabupaten Tangerang,” ujarnya. (bar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *