Bali, Indonesia, 3 November 2025 – Memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia (5 November), lebih dari 300 siswa, relawan, dan anggota masyarakat mengubah kesiapsiagaan menjadi aksi dalam Tsunami Amazing Race di Kelurahan Serangan, Denpasar, Bali. Acara ini diinisiasi oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Pemerintah Jepang, bekerja sama dengan mitra lokal utama, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi Bali.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Proyek Tsunami regional UNDP-Pemerintah Jepang, yang sejak 2017 telah mendukung sekolah dan komunitas di Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, untuk memperkuat kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.
Belajar Sambil Beraksi
Peserta yang terbagi menjadi 20 tim memulai Tsunami Preparedness Race dari Kantor Kelurahan Serangan dan menempuh enam pos tantangan hingga mencapai Tempat Evakuasi Sementara (TES). Di setiap pos, peserta diuji melalui berbagai permainan edukatif, mulai dari mengenali tanda-tanda alam hingga menerjemahkan pesan peringatan dini dari BMKG, semuanya dirancang untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi tsunami.
Sementara itu, siswa TK dan SD mengikuti lomba menggambar dan mewarnai bertema kesiapsiagaan tsunami di TES, sebagai cara menyenangkan untuk menanamkan kesadaran bencana sejak dini.
“Kami sangat senang karena bisa ikutan lomba ini dan berpartisipasi di permainan-permainannya bareng-bareng dengan teman-teman kami. Kami belajar tentang tsunami, termasuk tanda-tandanya dan bagaimana caranya untuk evakuasi ke tempat yang lebih tinggi supaya aman,” cerita Farel, Gung Rizky, dan Randy, siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Kota Denpasar.
Warisan Kepemimpinan Jepang dalam Kesiapsiagaan Tsunami
Hari Kesadaran Tsunami Sedunia, yang diusulkan oleh Jepang dan ditetapkan oleh PBB pada tahun 2015, terinspirasi dari pengalaman panjang Jepang dalam menghadapi tsunami. Peringatan ini mendorong kepemimpinan global dalam sistem peringatan dini, pendidikan kebencanaan, dan prinsip Membangun Lebih Baik (Build Back Better).
Setiap tahunnya Hari Kesadaran Tsunami Sedunia diperingati di seluruh dunia melalui acara publik, latih tubi dan kampanye edukatif yang meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai risiko tsunami dan tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan supaya aman. Di Jepang, sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Siswa Menengah Atas (High School Students Summit) pada Hari Kesadaran Tsunami Sedunia akan diselenggarakan pada tanggal 27–28 November 2025 di Kota Sendai, yang dihadiri oleh para pelajar di seluruh dunia. Melalui upaya mempelajari kesiasiagaan, respons, dan pemulihan bencana, acara ini bertujuan untuk menumbuhkan pemimpin di bidang pengurangan risiko bencana pada generasi berikutnya dan meningkatkan pertukaran internasional.
Baik di Jepang maupun Indonesia, pesannya sama: pengetahuan, kesiapsiagaan, dan aksi bersama adalah kunci untuk menyelamatkan kehidupan dan membangun ketangguhan di masa depan.
Proyek Tsunami Regional UNDP–Pemerintah Jepang
Proyek Tsunami regional UNDP, didukung oleh Pemerintah Jepang, menggunakan sekolah sebagai titik masuk untuk memperkuat ketangguhan masyarakat. Sejak 2017, proyek ini telah mendukung sekitar 800 sekolah di Asia-Pasifik, menjangkau lebih dari 220.000 siswa, guru, dan anggota masyarakat melalui latihan evakuasi.
Di Bali, UNDP bekerja bersama BPBD dan FPRB dalam memfasilitasi kemitraan yang inovatif. Di Tanjung Benoa, sepuluh hotel telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan pemerintah setempat dan sekolah-sekolah terdekat untuk berfungsi sebagai tempat evakuasi vertikal saat terjadi bencana.
“Jepang tetap berkomitmen untuk bekerja bersama dengan UNDP dan mitra-mitra lainnya untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh dan aman dari bencana,” ujar Itsuki Nishizawa, Investment and Trade Attaché, Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Masyarakat yang Siap Siaga
Tsunami Amazing Race di Serangan membuktikan bahwa sekolah, masyarakat, dan pemerintah dapat bekerja sama membangun budaya kesiapsiagaan. Melalui kolaborasi UNDP bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dan Pemerintah Jepang, Kelurahan Serangan menjadi contoh bagaimana pembelajaran bersama dan partisipasi lokal dapat menyelamatkan kehidupan.
Bapak I Putu Suta Wijaya (Suta), Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali, berpesan, “Saya berharap pembelajaran yang kita lakukan hari ini diingat oleh anak-anak. Kesiapsiagaan dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Anak-anak belajar secara langsung, dan itu yang membuatnya berbeda. Semoga kegiatan ini membantu mereka untuk mengingat dan mengimplementasikan apa yang telah mereka pelajari.”
Press Release ini juga tayang di VRITIMES