Reksa dana sering dianggap sebagai pintu masuk paling ramah untuk mulai berinvestasi. Praktis, tidak perlu modal besar, dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Tidak heran, anak muda sekarang banyak yang melirik instrumen ini.
Namun, di balik kemudahan itu, ada sejumlah tantangan dan kesalahan klasik yang kerap dialami investor pemula. Menariknya, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga global.
Menurut Global Retail Investor Outlook 2024 dari World Economic Forum (WEF), ada pergeseran besar menuju generasi muda yang semakin cepat belajar investasi. Data menunjukkan bahwa 30% Gen Z sudah mulai berinvestasi sejak awal masa dewasa, jauh lebih cepat dibandingkan Gen X (9%) dan Baby Boomers (6%). Bahkan, 86% Gen Z sudah mengenal dasar investasi ketika masuk dunia kerja, dibanding hanya 47% Boomers.
Artinya, generasi sekarang punya akses lebih luas pada literasi keuangan dan teknologi, namun tetap saja ada jebakan yang perlu diwaspadai. Mari kita bahas tantangan umum yang sering dialami investor pemula:
1. FOMO (Fear of Missing Out)
Banyak anak muda tergoda ikut-ikutan tren tanpa benar-benar memahami produk investasi. Misalnya, hanya karena teman atau influencer bilang “reksa dana saham lagi cuan besar”, mereka langsung ikut tanpa mengecek apakah profil risikonya cocok.
Contoh kasus: seseorang dengan kebutuhan dana jangka pendek justru menaruh semua uangnya di reksa dana saham yang volatil. Ketika pasar turun, ia panik dan buru-buru tarik dana, akhirnya malah rugi.
Sebaiknya, pahami dulu profil risiko pribadi. Kalau butuh stabilitas, pilih reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap. Kalau siap dengan fluktuasi, baru masuk ke reksa dana saham.
2. Menganggap investasi pasti membuat kaya
Banyak pemula percaya investasi sama dengan jalan pintas jadi kaya. Padahal, meski reksa dana lebih terdiversifikasi daripada saham langsung, tetap ada risiko. Nilai aset bisa naik-turun tergantung kondisi pasar.
Mindset seperti ini bisa bikin kecewa ketika nilai reksa dana turun. Akibatnya, ada yang buru-buru tarik dana di saat harga sedang rendah, padahal kalau sabar mungkin bisa pulih lagi.
Kamu bisa mulai ubah cara pandang. Investasi adalah perjalanan jangka panjang. Jangan hanya melihat satu bulan atau dua bulan, tapi lihat tren beberapa tahun.
3. Tidak Konsisten
Semangat di awal lalu cepat padam juga jadi masalah klasik. Banyak investor muda yang rajin top-up di bulan pertama, lalu berhenti setelah itu. Padahal, kunci reksa dana adalah konsistensi investasi.
Bayangkan kamu menabung Rp500 ribu per bulan selama 5 tahun. Dengan disiplin, bukan hanya modal yang terkumpul, tetapi ada efek compounding dari return yang dihasilkan. Kalau berhenti di tengah jalan, efek salju (snowball effect) jadi terputus.
Tren Global yang Perlu Dicermati
Riset WEF juga menunjukkan bahwa generasi muda lebih terbuka terhadap teknologi dalam mengelola investasi. Sebanyak 41% Gen Z dan Milenial bersedia mempercayakan AI (Artificial Intelligence) untuk mengelola portofolionya. Sebaliknya, hanya 14% Baby Boomers yang setuju dengan ide tersebut.
Ini menunjukkan arah baru, investasi makin personal, cepat, dan berbasis data. Tapi tetap, teknologi hanyalah alat bantu. Pemahaman dasar finansial tetap wajib dimiliki, supaya investor tidak asal menyerahkan keputusan penting pada mesin.
Reksa Dana Sebagai Pintu Awal
Reksa dana memang jalan yang relatif aman untuk memulai investasi, tapi tetap ada tantangan yaitu FOMO, ekspektasi berlebihan, dan kurangnya konsistensi. Data global menegaskan bahwa generasi muda lebih cepat mulai investasi, lebih terbuka pada teknologi, tapi juga lebih rentan terhadap jebakan psikologis.
Di tengah semua dinamika itu, reksa dana bisa jadi solusi yang seimbang karena mudah diakses, terdiversifikasi, dan sesuai untuk investor pemula. Dengan disiplin dan pemahaman yang tepat, reksa dana bukan hanya instrumen investasi, tapi juga pondasi awal untuk membangun kebebasan finansial di masa depan.
Sekarang, saatnya kamu memilih investasi reksa dana di platform yang tepat. Kamu bisa mulai investasi reksa dana di neobank dari Bank Neo Commerce. Dengan investasi reksa dana di neobank, kamu bisa dapat keuntungan di antaranya:
– Investasi mulai dengan nominal kecil mulai dari Rp10.000
– Pilihan produk sesuai profil risiko
– Aman karena dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman
– Tersedia fitur investasi reksa dana rutin secara otomatis
Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan mulai berinvestasi reksa dana sekarang.
Kunjungi link reksa dana untuk info lengkap serta syarat dan ketentuan terbaru mengenai reksa dana.
Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa datang.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Press Release ini juga tayang di VRITIMES