Ada hal yang membedakan sosok Sajum dengan penjahit lainnya, pria tua ini hanya memiliki satu kaki (tuna daksa) untuk beraktivitas karena kaki kirinya harus diamputasi setelah ia mengalami musibah kecelakaan di rel kereta 35 tahun silam.
Dengan kondisi fisiknya tersebut, banyak orang yang meremehkan akan kemampuan yang dimiliki bapak dua anak ini. Saat merintis usahanya, Sajum mengumpulkan modal untuk membeli mesin jahit, ia bekerja keras sebagai tukang parkir lepas di sekitat Pasar Lama.
Dengan bermodal mesin jahit bekas dan kios kecil yang ia sewa di Pasar Lama, Tangerang, Sajum dan istrinya, Nani (65) merintis usaha jahit. Seiring berjalannya waktu, kondisi fisik Sajum sudah tak sebugar dulu.
“Kepengen banget punya mesin jahit baru, tetapi uang saya tidak cukup untuk membelinya. Karena harus membayar uang sekolah cucu yang yatim dan terpakai juga untuk biaya pengobatan saya” Sajum saat tim LPM Dompet Dhuafa bersilaturahmi ke rumahnya.
Melihat ketangguhan, kegigihan dan tekad untuk mandiri di tengah keterbatasan yang ia miliki, Dompet Dhuafa melalui program Disabilitas Mandiri menghadiahi Sajum mesin jahit baru, Sabtu (6/1/2018).
Selain memberikan mesin jahit petugas LPM Dompet Dhuafa juga bergotong royong mengecat kios Sajum agar terlihat lebih cerah dan menarik bagi pengguna jasanya.
“Terimakasih banyak atas bantuannya, Alhamdulillah akhirnya keinginan saya mempunyai mesin jahit baru dapat terwujud, walau kondisi fisik seperti ini tapi saya tidak mau bergantung dengan orang lain,” kata Sajum. (anw)